Metode/cara Survai Malariometrik

Ada 2 cara yang biasa dipakai dalam Survai Malariometrik yaitu :

  • Survai Limpa
Pada infeksi tunggal yang disertai serangan klinis malaria limpa dapat membesar tetapi dengan pengobatan yang baik limpa dapat kembali mengecil ke ukuran normal dalam waktu singkat. Apabila infeksi malaria berlangsung berulang-ulang tanpa diobati, limpa yang membesar akan sulit untuk kembali ke ukuran yang normal.
Pada umumnya pembesaran limpa seperti inilah yang ditemukan pada waktu survai malariometrik. Pada beberapa daerah  dapat ditemukan pembesaran limpa yang disebabkan oleh penyakit lain, misalnya : Sistosomiasis, kala azar dan sebagainya. Sebagian besar pembesaran limpa di Indonesia disebabkan oleh malaria.
Cara memeriksa Limpa
 Ada 2 cara untuk memeriksa (meraba) limpa yaitu : posisi rebah dan posisi berdiri.
Pada posisi rebah, orang yang diperiksa berbaring terlentang dengan kedua lututnya dilipat. Posisi  demikian dimaksud agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi (mengendor ) yang maksimal.
Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

  • Telapak tangan kiri dengan jari-jari dirapatkan dan diletakkan di daerah ginjal kiri, dibawah iga XI dan XII.
  •  Tangan kiri tersebut menekan dinding belakang perut ke depan.
  • Dengan jari tangan kiri yang menekan iga terakhir, maka pembesaran rongga dada pada waktu menarik nafas dapat dibatasi.
  • Tangan kanan dengan ujung jari yang agak membengkokke arah abdomen menekan ujung abdomen.
  • Jari-jari tangan kanan tegak lurus pada arkus kostae, (batas bawah iga di bagian depan/dada).
  • Pencarian pinggiran limpa dilakukan pada garis medio klavikularis.
  • Bila limpa tidak teraba pada pernafasan biasa, orang yang diperiksa agar mengambil nafas dalam. Limpa yang teraba pada pernafasan dalam inipun diperhitungkan pula. Pemeriksaan limpa dalam posisi rebah lebih muda dan lebih teliti, oleh karenanya dianjurkan untuk menggunakan cara ini.
Pada pemeriksaan limpa dengan posisi berdiri, otot perut tidak dalam keadaan relaksasi yang maksimal karena pengaruh penekanan diafragma.

Tingkat pembesaran limpa
Tingkat pembesaran limpa ditentukan oleh titik terendah dari proyeksi limpa dan bukan dari kedudukan apex / puncaknya. Tingkat pembesaran limpa dalam survei ini diukur dengan sistem Hackket sebagai berikut :
 Pembesaran limpa :
H.0 = Limpa tidak teraba meskipun dengan pernafasan dalam.
H.1 = Limpa teraba pada pernafasan dalam.
H.2 = Limpa teraba pada pernafasan biasa, tetapi proyeksinya tidak melebihi  garis horizontal yang ditarik melalui pertengahan arkus kostae (tulang rusuk) hingga umbilikus (pusat) yang diukur pada garis medio klavikularis kiri/garis mamilaris kiri.
H.3 = Limpa teraba di bawah garis horizontal yang melalui umbilikus.
H.4 = Limpa teraba di bawah garis horizontal yang melalui umbilikus, tetapi tidak melewati garis horizontal yang ditarik melalui pertengahan umbilikus dan simfisis pubis.
H.5 = Limpa teraba di bawah garis horizontal  yang ditarik melalui pertengahan umbilikus dan simfisis pubis.
Golongan umur yang diperiksa
Pemilihan kelompok umur dalam survei limpa penting karena imunitas terhadap malaria di daerah yang endemis meningkat sesuai dengan umu. Di daerah dengan endemisitas  yang tinggi, anak-anak di atas 10 tahun dan orang dewasa mungkin sudah mempunyai tingkat imunitas yang tinggi sehingga gejala klinis tidak tampak dan limpanya justru tidak banyak yang membesar atau pembesarannya tidak mencolok. Di beberapa daerah yang holoendemis mungkin tidak ditemukan pembesaran limpa pada orang dewasa.
Pada survei limpa dianjurkan untuk memeriksa golongan umur 2-9 tahun, karena golongan umur ini merupakan kelompok yang peka terhadap malaria. Golongan umur di bawah 2 tahun tidak diperiksa karena pada golongan umur ini (terutama pada bayi di bawah 1 tahun) limpa sering teraba (Hackket) meskipun tidak terinfeksi malaria. Pda daerah yang endemisitasnya tinggi golongan umur 10 tahun perlu diperiksa untuk membedakan antara hiperendemis dan holoendemis.
Hasil Survai Limpa
  •  Spleen Rate (SR) yakni persentase dari orang yang memperbesar limpanya terhadap orang yang diperiksa.
atau jumlah orang dengan limpa membesar / jumlah orang yang diperiksa limpanya dikali 100%
  • Average Enlarged Spleen (AES) adalah rata-rata pembesaran limpa dari orang yang membesar limpanya.
Cara menghitung :
Jumlah yang limpanya membesar pada tiap ukuran limpa, dikali ukuran pembesaran  limpa pada suatu golongan umur, dibagi jumlah yang limpanya membesar pada golongan umur tersebut.
contoh :
 dari contoh di atas cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
S.R (2-4 th) = (91+30+13+8+1/369) x 100% = 38,8%
S.R (2-9 th) = ((143+145) / (369+314)) x 100% = 42,2%
AES (2-9 th) = ((227+208) / (143+145)) x 100% = 1,5
 Tingkat Endemisitas berdasarkan Nilai Spleen Rate pada gol 2-9 th
  1. 0-10% = Hipo-Endemis
  2. 11-50% = Meso Endemis
  3.  > 50% = Hiper-Endemis
  4. > 75% = Holo-Endemis
Kelemahan Survai Limpa
Ada beberapa kelemahan dari survei limpa ini yaitu :
  1. Pembesaran limpa tidak hanya disebabkan oleh malaria saja. Ada penyakit lain seperti sistosomiasis, kala azar dan tifus abdominalis yang dapat pula menyebabkan pembesaran limpa. Di daerah yang pembesaran limpanya diperkirakan banyak disebabkan penyakit selain malaria maka spleen rate tidak dapat dipergunakan untuk mengukur endemisitas malaria. Di Indonesia pada umumnya pembesaran limpa disebabkan oleh malaria.
  2. Pembesaran limpa atau mengecilnya kembali berlangsung lambat sehingga spleen rate tidak dapat dipakai untuk mengukur transmisi yang sedang berlangsung.
  3. Penggunaan obat-obatan anti malaria memberikan hasil yang bervariasi pada pengurangan pembesaran limpa.
  • Survai Darah
Golongan umur yang diperiksa
Kalau pada survei limpa golongan umur yang diperiksa adalah 2-9 tahun, maka pada survey darah adalah golongan umur 0-9 tahun dengan pengeloompokan sebagai berikut :
0-11 bulan
12-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
Bila diperiksa pada golongan umur di atas 9 tahun maka dikelompokkan menjadi 10-14 tahun dan 15 tahun ke atas. Seperti halnya pada pemeriksaan limpa, pada pemeriksaan darahpun diprioritaskan pada golongan umur yang peka terhadap penyakit malaria. Pemeriksaan pada bayi (dibawah 1 tahun) sangat penting artinya karena adanya penderita pada golongan umur ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut sedang terjadi transmisi (penularan) karena penularan secara transfusi dan congenital/bawaan sangat jarang terjadi.
Hasil Survai darah
  1. Parasite Rate (PR) : adalah persentase dari orang yang dalam darahnya ditemukan parasite malaria terhadap orang yang diperiksa pada suatu saat.
  2. Infant Prasite Rate (IPR) : adalah persentase dari dari bayi (0-11 bulan) yang dalam darahnya ditemukan parasite malaria terhadap bayi yang diperiksa.
  3. Parasite Formula adalah persentase dari salah satu species terhadap jumlah seluruh sediaan darah (SD) yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar