Survai Malariometrik adalah pemeriksaan suatu sampel dari suatu populasi untuk mengetahui tingkat endemisitas dan prevalensi malaria pada suatu saat di daerah tertentu.Survai Malariometrik adalah salah satu cara untuk menilai hasil upaya yang telah dikerjakan dalam rangka pemberantaan penyakit malaria di luar Jawa Bali.Bila cara ini dipakai di Jawa dan Bali maka diperlukan sampel yang sangat besar sehingga sulit dikerjakan. Oleh karena itu penilaian di Jawa Bali didasarkan pada hasil pencarian dan penemuan penderita melalui kegiatan ACD dan PCD.
Tujuan dari survai malariometrik adalah :
- Menentukan Prevalensi Malaria di suatu daerah.
- Mendapatkan stratifikasi masalah malaria di suatu wilayah yaitu dengan membandingkan endemisitas dan prevalensi malaria di beberapa daerah yang masing-masing mewakili suatu daerah kesatuan epidemiologis yang berbeda sehingga dapat dibuat peta endemisitas bagi wilayah tersebut.
- Menilai hasil kegiatan pemberantasan di suatu wilayah, misalnya penyemprotan rumah (residual spraying), pemberantasan larva, pengobatan dan sebagainya dengan cara membandingkan hasil survai sebelumnya dan sesudah pelaksanaan kegiatan.
Macam-macam Survai Malariometrik (MS)
Survai malariometrik ada 2 macam yaitu :
- Survai malariometrik dasar (basic)
- Survai malariometrik lanjutan (evaluasi)
Survei malariometrik dasar adalah survai malariometrik yang dilakukan di suatu bagian wilayah (stratum) epidemiologis yang belum tercakup oleh kegiatan pemberantasan vektor, khususnya penyemprotan rumah. Tujuan survai ini adalah menentukan tingkatan endemisitas dan prevalensi malaria di daerah tersebut melalui pemeriksaan limpa dan pemeriksaan darah.
Survai malariometrik lanjutan (evaluasi) adalah survai malariometrik yang dilakukan di daerah cakupan program pemberantasan malaria. Tujuan survai ini adalah mengukur dampak epidemiologis dari kegiatan pemberantasan malaria di daerah cakupan kegiatan anti vektor malaria dan pengobatan rutin.
Waktu Pelaksanaan Survai Malariometrik :
Mengingat hasil survai malariometrik hanya menggambarkan prevalensi pada suatu saat (point prvalence) dari penyakit malaria, maka survai ini harus dilakukan pada waktu yang tepat yaitu pada saat prevalensi mencapai puncak. Untuk mengetahui puncak penderita tersebut dapat digunakan beberapa indikator berikut :
- Angka klinis malaria di suatu daerah yang dikumpulkan oleh unit pelayanan kesehatan setempat secara teratur setiap bulan. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari tahun-tahun sebelumnya (paling sedikit 3 tahun) dapat diperkirakan pada bulan apa puncak angka klinis malaria tahun ini akan terjadi. Survai malariometrik dilaksanakan pada bulan dimana jumlah penderita malaria klinis diperkirakan paling tinggi (cukup 1x setahun)
- Angka SPR (Slide Positivity Rate) bila unit pelayanan tersebut melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria. Survai dilaksanakan pada waktu SPR mencapai angka yang paling tinggi.
- Angka kepadatan vektor yang diperoleh dari penyelidikan entomologi secara teratur setiap bulan sekali selama 1 tahun. Survai malariometrik dilaksanakan sekitar 1-1 1/2 bulan sesudah kepadatan vektor tertinggi dicapai.
- Angka IPR (Infant Parasite Rate) yang merupakan indeks transmisi (indikator adanya penularan) dikumpulkan sebulan sekali selama 1 tahun. Angka ini diperoleh melalui pengumpulan sediaan darah (SD) dari bayi 0-1 tahun. Survai dilakukan pada waktu angka IPR paling tinggi. Cara ini paling tepat tetapi dalam pelaksanaannya banyak dijumpai hambatan dalam pengambilan SD bayi.
Mudah-mudahan bisa jadi tambahan ilmu...
BalasHapus